TEORI
ASAM-BASA BRONSTED-LOWRY
Menurut
konsep Bronsted Lowry mengenai asam dan basa,suatu asam adalah zat yang dapat
memberikan ion hidrogen yang bermuatan positif atau proton (H+)
contohnya adalah HCl dan HNO3, sedangkan basa didefinisikan sebagai
zat yang dapat menerima H+ contohnya adalah OH- dan NH3.
Dengan kata lain asam adalah donor proton dan basa adalah akseptor proton. Apabila asam mendonorkan protonnya, maka akan
dihasilkan spesies basa konjugasi, sedangkan basa yang menerima proton akan menghasilkan
spesies asam konjugasi. Pasangan demikian disebut dengan pasangan asam-basa konjugasi.
Sebagai contoh adalah reaksi ion hidrogen karbonat
(bikarbonat) dengan air.
Setiap terjadi interaksi yang melibatkan transfer H+ selalu menghasilkan
pasangan asam-basa konjugasi. Asam/basa kuat adalah senyawa yang mengalami
ionisasi hampir sempurna (ionisasi ≈ 100%). Sedangkan asam/basa lemah adalah senyawa yang
ionisasinya sangat kecil. Berdasarkan pasangan asam-basa konjugasi dalam teori
asam-basa Bronsted-Lowry, maka:
• semakin kuat
asam/basa, pasangan basa/asam komjugasinya semakin lemah
• semakin lemah
asam/basa, pasangan basa/asam konjugasinya semakin kuat
Derajat ionisasi merupakan suatu persentase yang menyatakan jumlah dari
molekul-molekul asam/basa lemah yang berubah menjadi ion-ion.
TEORI ASAM – BASA ARRHENIUS
Arrhenius
mengemukakan suatu teori dalam disertasinya (1883) yaitu bahwa senyawa ionik
dalam larutan akan terdissosiasi menjadi ion-ion penyusunnya.
Menurut Arrhenius:
• Asam:
zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air
HCl(aq) → H+(aq) + Cl -(aq)
• Basa :
zat/senyawa yang dapat menghasilkan OH-dalam air
NaOH (aq) → Na+(aq) + OH-(aq)
• Reaksi
netralisasi adalah reakai antara asam dengan basa yang menghasilkan garam:
HCl(aq) + NaOH (aq) → NaCl (aq) + H2O(â„“)
H+(aq) + OH+ → (aq) H2O (â„“)
TEORI ASAM-BASA LEWIS
Pada teori
asam-basa Arrhenius tidak dijelaskan perilaku asam-basa dalam larutan tidak berair
dan pada teori asam-basa Bronsted-Lowry tidak diterangkan akan adanya sistem
yang tidak terprotonasi. G.N. Lewis, pada tahun 1923, mengemukakan teori
asam-basa dalam buku Thermodynamics and the Free Energy of Chemical Substances.
Menurut Lewis:
• Asam:
zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari zat/senyawa lain
untuk membentuk ikatan baru.
• Basa:
zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat/senyawa
lain untuk membentuk ikatan baru.
Secara umum, reaksi asam-basa Lewis terjadi apabila
ada basa yang mendonorkan pasangan elektronnya dan asam yang menerima pasangan
elektron tersebut untuk membentuk ikatan baru. Produk yang terjadi dari reaksi
asam-basa Lewis disebut dengan senyawa kompleks (adduct) dan ikatan yang terjadi
adalah ikatan kovalen koordinasi. Contoh sederhana dari reaksi asam-basa Lewis adalah
reaksi pembentukan ion hidronium dan ion amonium.
Kekuatan relatif asam-basa
Klasifikasi
asam-basa pada senyawa organik pada umumnya mengikuti teori asam-basa Bronsted
–Lowry. Penentuan kekuatan asam-basa dapat dilihat dari arga pKa atau pKb-nya.
Tetapi untuk senyawa-senyawa organik. Yang perlu diingat bahwa asam kuat akan menghasilkan
basa konjugasi yang stabil, begitu juga sebaliknya akan lebih kompleks. Kebanyakan
asam adalah netral, maka basa konjugasi dari sebagian besar asam bermuatan
negatif, karena asam tersebut kehilangan proton. Untuk itu perlu dipelajari struktur
macam apa yang memberikan kestabilan muatan negatif, sebagaimana anion basa konjugasi
yang lebih stabil, maka asamnya pun lebih kuat.
Sumber:
Fessenden,R.J
dan Fessenden J.S.1982. Kimia Organik
Edisi Ketiga.Jakarta: Erlangga
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/05_teori_asam_basa.pdf
Pertanyaan :
1. Apakah kekurangan dari teori Arrhenius,sehingga diperlukan teori lainnya untuk melengkapi teori asam-basa ini?
HCl(aq) + H2O(l) →
H3O+(aq) + Cl-(aq)
2. Dari persamaan reaksi diatas,ke arah mana reaksi berjalan?
Terima kasih atas materinya, saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1, menurut saya kekurangan atau keterbatasan teori arrhenius adalah bahwa reaksi asam-basa hanyalah sebatas pada larutan berair dan tidak dapat menjelaskan reakasi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut dan juga asam-basa adalah zat yang hanya menghasilkan H+ dan OH-
BalasHapusterimakasih atas penjabarannya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda
1. keterbatasan dari teori arhenius adalah tidak dapat menjelaakan reaksi asam basa pada pelarut lain hanya pelarut berupa air saja dan juga hanha terbatas pada sifat asam-basa pada molekul tidak pada kation dan anionnya..
2. menurut saya reaksi berjalan kearah H3O+ dan Cl- dikarenakan sifat asam dari HCl lebih kuat sehingga transfer proton terjadi dari HCl ke arah H3O+
maaf jika jawaban saya kurang tepat..
terimakasih atas penjabarannya..
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan anda
1. keterbatasan dari teori arhenius adalah tidak dapat menjelaakan reaksi asam basa pada pelarut lain hanya pelarut berupa air saja dan juga hanha terbatas pada sifat asam-basa pada molekul tidak pada kation dan anionnya..
2. menurut saya reaksi berjalan kearah H3O+ dan Cl- dikarenakan sifat asam dari HCl lebih kuat sehingga transfer proton terjadi dari HCl ke arah H3O+
maaf jika jawaban saya kurang tepat..
terimakasih atas materinya
BalasHapussaya mencoba membantu menjawab pertanyaan anda pada pertanyaan yang nomor 1. kelemahan teori arrhenius adalah bahwa reaksi asam-basa hanyalah sebatas pada larutan berair dan tidak dapat menjelaskan reakasi asam-basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut dan juga asam-basa adalah zat yang hanya menghasilkan H+ dan OH-
terimakasih atas pemaparan materi yang sangat bermanfaat , menurut saya teori arhenius ini ada terbatas nya dalam pelarut air akan tetapi tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
BalasHapusyang ke 2.reaksi berjalan ke h3O+ karena sifat asamnya dari HCl
Sebelumnya terimakasih karena telah memaparkan materi yang sangat bermanfaat. Untuk selanjutnya saya harap ada postingan-postingan yang juga bermanfaat seperti materi di atas.
BalasHapusMengenai pertanyaan yang telah diajukan, saya akan mencoba menjawabnya, yaitu:
1. Kelemahan teori Arhenius adalah tidak dapat menjelaskan reaksi asam-basa pada pelarut lain selain pelarut berair
2. Reaksi berjalan ke H3O+ karena sifat asamnya dari HCl
Terimakasih untuk materi yang telah dipaparkan. menurut saya pada teori arrhenius ini memiliki kelemahan dimana tidak dapat menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain ataupun tanpa pelarut melainkan hanya pada larutan berair saja. selain itu, reaksi asam-basa berjalan ke H3O+ diakrenakan sifat asamnya dari HCl.
BalasHapusTerimakasih untuk informasinya. Saya akan menjawab pertanyaan anda, teri arrhenius memiliki kelemahan, yaitu hanya menjelaskan reaksi asam dan basa dengan pelarut air dan tidak menjelaskan jika dengan pelarut lain
BalasHapusterimakasih atas informasinya disini saya akan mencoba menjawab kelemahan teori arhennius tidak dapat menjelaskan reaksi asam-basa pada pelarut lain selain pelarut berair
BalasHapusMenurut saya, kekurangan teori arrhenius ini tidak bisa menjelaskan reaksi asam dan basa dengan pelarut lainnya melainkan hanya bisa pada pelarut aor saja dan selanjuntya asam klorida (HCl) dilarutkan dalam air maka akan terjadi reaksi asam-basa. Asam klorida akan memberikan proton kepada molekul air. Hasilnya adalah H3O+ dan Cl- yang disebut asam konjugat dan basa konjugat. Asam-asam mineral lain seperti asam sulfat, asam nitrat, dan hidrogen bromida dapat bertindak sebagai donor proton, oleh karenanya bersifat asam.
BalasHapusTerimakasih atas materinya sangat membantu sekali
BalasHapusmenurut saya teori arrhenius memiliki kelemahan yang kemudian dilengkapi oleh teori asam basa lewis yakni teori arrenius tidak dapat menjelaskan reaksi antara asam dan basa terhadap pelarut lainnya namun hanya bisa menjelaskan reaksinya terhadap pelarut saja . Kemudian untuk untuk reaksi akan condong ke arah H3O+ dengan tingkat keasaman dari HCl
semoga membantu
materi yang sangat menarik, saya akn menjawab pertanyaan dimana arhenius hanya berfokus pada ionisasi senyawa pada pelarut air sehingga tidak dapat menjalskan pada pelarut lain.
BalasHapus